Featured

Karya Sastra dalam Dinding Facebook

No Comments

          Citraan dari realitas kehidupan dalam bentuk tulis maupun lisan  adalah karya sastra. Telah kita ketahui bahwa sastra memiliki berbagai macam genre atau jenis seperti prosa (berbentuk paragraf), puisi (berbentuk bait), drama(pertunjukan), dan lain sebagainya. Seiring bergulirnya waktu dan berkembangnya zaman, serta era dan kultur yang ada, turut mempengaruhi berbagai hal untuk mengalami kemajuan dan mengalami perkembangan, yang mana dizaman ini perkembangan ke-arah lebih maju seolah tak pernah lepas dari media dan teknologi, termasuk perkembangan karya sastrapun turut andil diboncengi media dan teknologi dalam perkembangannya.
            Belakangan umat manusia seolah tak bisa terlepaskan oleh pengaruh globalisasi internet, hampir setiap orang dan setiap hari mengakses internet untuk berbagai macam keperluan baik hanya untuk keperluan hiburan maupun keperluan akademik. Namun yang mendominasi adalah keperluan hiburan, salah satu media internet yang paling sering digunakan adalah media jaringan sosial facebook. Indonesia mendapatkan predikat sebagai salahsatu negara yang masyarakatnya paling banyak memiliki akun facebook. Tetapi bukan tentang facebook yang akan menjadi topik utama dalam tulisan ini, melainkan sastra yang ada dan tertuang dalam dinding-dinding facebook, yang akan menjadi rujukan topik utama pada pembahasan ini, adapun jenis sastra yang akan menjadi sorotan utama adalah puisi yang dianggap sebagai sastra paling popoler dimasa ini.
            Dari sekian banyak jenis dan bentuk karya sastra, novel, puisi dan cerpen, novel adalah karya sastra yang paling popoler dimasa ini, namun puisi lebih menonjol daripada cerpen dan novel , hal ini mungkin karena puisi lebih singkat padat namun sarat akan makna dan selesai dibaca dalam hitungan menit, berbeda dengan novel yang membutuhkan waktu cukup lama untuk membaca dan memahami isi cerita. Puisi juga sering dikaitkan dengan keromantisan, karena keindahan kata dan makna tersirat dalam puisi, biasanya kaum hawa lebih senang diberi ungkapan cinta oleh kaum adam melalui kata-kata yang indah seperti puisi ketimbang dengan kata-kata biasa. Puisi menjadi salahsatu karya sastra yang kini banyak disukai, terlihat dari lebih seringnya puisi-puisi muncul dalam berbagai media masa, dan mungkin jika dibuat ranking maka puisi menempati posisi pertama disusul oleh novel dan cerpen.
            Puisi merupakan ragam sastra yang terdiri dari larik dan bait, memiliki rima serta irama yang mengandung majas serta kiasan kata untuk memperdalam makna tersirat yang terdapat pada puisi. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Sebelum lebih jauh lagi mengarungi pembahasan ini, alangkah lebih baik nan indah dan baiknya jika kita lebih dahulu mengetahui lebih dalam perihal topik utama pada bahasan ini yaitu puisi, kita telah memahami apa itu puisi, kini waktunya mengetahui jenis-jenis puisi, yang mana secara umum puisi dibagi menjadi dua golongan atau bagian, yaitu puisi lama dan puisi baru, jenis-jenis puisi lama adalah: gurindam (dua baris sajak yang mengandung nasihat), karmina (pantunyang hanya terdiri dari dua baris dan berisi sindiran), seloka (jenis puisi yang terdiri dari empat larik serta memiliki rima yang berpola a-a-a-a, biasanya berisi sindiran dan ajaran-ajaran), talibun (salahsatu bentuk puisi lama yang barisnya lebih dari empat dan memiliki baris yang genap seperti 12/16 baris), mantra (suatu yang memiliki unsur puisi biasanya digunakan untuk hal-hal gaib), syair (jenis puisi lama yang memiliki 4 baris tiap bait-baitnya dan diakhiri dengan rima atau bunyi yang sama). Cukup banyak memang jenis puisi namun itu barulah hanya bagia dari puisi lama, berikut sedikit paparan tentang macam-macam puisi baru, mulai dari balada (puisi yang berisi cerita dan terdiri dari tiga bait, setiap baitnya terdiri dari delapan larik), himne (puisi jenis ini berisi tentang pujaan kepada tuhan maupun pujian  kepada para pahlawan, namun himne juga kini diartikan sebagai puisi berisi pujian yang dinyanyikan, seperti himne guru), romansa (merupakan bentuk puisi yang meluapkan cinta dan kasih), satire (berisi kritikan), dan soneta (bentuk puisi yang terdiri dari empat belas baris). Pada hakikatnya antara puisi lama dan puisi baru dapat dilihat perbedaan dari sisi garis besar arti, puisi lama cendrung terikat atau teratur oleh aturan-aturan seperti ketepatan jumlah kata dalam baris atau larik, jumlah larik dalam bait dan sebagainya, sedangkan puisi baru adalah kebalikan dari puisi lama, bentuknya lebih bebas baik dari segi baris maupun jumlah suku kata yang digunkan. Kembali lagi kepada topik yaitu Karya Sastra dalam Dinding Facebook, tentu telah terbesit dalam benak kita ketika mendengar istilah facebook maka kita langsung mengidentikan dengan status atau curhatan penggunanya, lazimnya status atau dinding dalam facebook, berisi hal-hal yang penting, tidak penting, hingga hal yang amat tidak penting, facebook menjadi ajang curhat terutama curhat perihal asmara. Namun dibalik curhatan-curhatan pada dinding facebook terdapat satu sisi positif yang dapat dipetik baiknya, yaitu munculnya karya sastra dalam bentuk puisi yang sebenarnya mungkin pengguna akun tak bermaksud  membuat puisi namun secara tidak langsung kata-demi kata yang dituangkan mengandung majas dan rima meski bentuk baitnya kurang teratur, sering dijumpai hal-hal seperti ini, dalam akun facebook saya yang biasa mengisi beranda dengan curhatan puitis adalah akun berikut sebagai contoh dan penguat argument dengan statusnya:
Egi Ruspiyadi                         : Redakan amarahmu, ku yakinkan padamu
                                      Ini hanya salah paham
                                      Tatap kedua mataku karena kau akan tau
                                      Ku tak bisa seperti ini
                                      Jalani hidup tanpamu (Minggu, pukul 21:18 WIB)
            Terlihat bahwa pemilik akun tersebut secara tidak langsung telah berpuisi, meskipun jika dikaji maka itu hanyalah sebuah luapan perasaan atau hanya sekedar curhatan saja, karena jelas isi dari baris-barisnyapun tidak terlalu banyak namun tetap layaknya sebuah status dalam akun facebook, yang hanya saja bedanya status biasa dengan status puitik terletak pada penggunaan kosa-kata serta pengiasannya. Seperti pada status yang termasuk kedalam status puitik adalah, mengandung majas serta kiasan yang menguatkan makna seperti pada kosakata redakan, pada kosakata ini mengandung majas personifikasi yang mana seolah-olah menghidupkan sebuah kata kerja menjadi kata sifat, serta dalam dinding diatas terlihat rima yang agak beraturan u-m-u-i-u, tak hanya akun tersebut yang memiliki status atau dinding potensi puitis namun masih banyak lainnya. Jelas sudah banyak para pengguna akun facebook menjadi puitis tanpa disadari, timbul pertanyaan, Mungkinkah Muncul Genre Baru dalam Kesusatraan Modern?. Dalam hal ini yang menjadi lanjutan fokus setelah pertanyaan tersebut adalah, banyaknya akun puitis, akankah melahirkan genre baru?, tentu genre yang dimaksud, adalah genre sastra yang termasuk kedalam golongan puisi, puisi yang ada pada dinding facebook.
            Sebelum mencari tahu perihal pertanyaan tersebut, ada baiknya lebih dahulu mengulas sekilas tentang genre, secara singkat genre sastra merupakan bentuk pengkomposisian serta pengklasifikasian karya sastra berdasar bentuk dan ciri-cirinya, yangmana genre berkaitan erat pula dengan periodisasi sastra. Genre sastra terbentuk karena adanya konvensi atau kesepakatan antara ahli sastra satu dengan ahli sastra lainnya, serta banyak pula karya yang melintasi berbagai genre dengan mengadopsi atau menggabungkan konvensi–konvensi tersebut untuk menjadikan sebuah genre baru.
            Selanjutnya, menindaklanjuti pertanyaan diatas, seperti yang telah kita ketahui dan simpulkan dari pembahasan diatas bahwa genre dapat kapan saja muncul, selama ada kriteria atau ciri-ciri khusus yang nantinya akan dapat membedakan antara genre sastra satu dengan genre sastra lainnya. Dan menyikap pertanyaan diatas Mungkinkah Muncul Genre Baru dalam Kesusatraan Modern? , maka jelas dan gamblang bahwa sangat mungkin akan munculnya genre baru di era moderen ini, karena pada dasarnya karya sastra genre modern cendrung variatif, dan tak terikat oleh aturan-aturan tertentu. Menyambung pertanyaan kedua,  maka sangat dapat masuk akal jika sastra atau tulisan-tulisan yang memiliki unsur permajasan serta kata kias yang khas akan lahir sebagai sebuah genre baru dalam sastra bentuk semi puisi dalam facebook, tetapi hal ini juga harus dibarengi dengan kekonsistenan para pengguna akun facebook dalam menuliskan gubrisan-gubrisan puitiknya agar tak ada keraguan akan kemunculan genre puisi facebook.
             Bukan berarti dengan adanya tulisan ini maka akan benar-benar muncul atau bahkan sudah muncul sastra dalam dinding facebook, karena hal ini barulah sebuah praduga seiring banyaknya karakter-karakter puitik yang terdapat pada status dinding facebook yang memilki unsur-unsur kesusatraan meskipun bentuknya lebih bebas dan variatif.
            Sastra, genre, dan periodisasi merupakan tiga hal yang satu sama lain saling mengikat, sastra ada pada genre dan periodisasinya, dan genre dan periodisasi menempel pada sastra itu sendiri, ibarat bunga dengan kelopaknya yang jika kelopaknya dilepas maka akan takutuh lagi dan tentu tak akan terlihat lagi bentuknya bahwa itu bunga, sama halnya dengan bahasan akhir paragraf ini , sastra sebagai kelopaknya, dan genre serta periodisasi menjadi keping-keping bunganya, jika karya sastra tanpa periodisasi dan genre maka ia bak burung yang tak tau arah jalan pulang karena tak ada yang mengklasifikasinya.

            Sastra puisi dalam dinding facebook, atau sastra semi puisi dalam dindng facebook, memiliki kemungkinan menjadi sebuah genre baru, karena jika  dilihat genre haruslah memiliki ciri-ciri pengklasifikasian.
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.